Waspadalah sebagai seorang tua " satu kali bentakan atau cubitan dapat merusak lebih dari satu milyar sel otak anak". Mendidik anak adalah suatu kewajiban bagi setiap orang
tua yang telah diamanahi seorang keturunan. Tidak hanya memberi nafkah namun
juga memberi kasih sayang juga merupakan kewajiban bagi setiap orang tua. Lalu
bagaimana cara mendidik anak yang benar dan sangat disarankan oleh para ahli
kesehatan dan secara islami
Pernahkah anda marah kepada anak anda, saya yakin
semua orang pernah marah kepada anak, tapi kemarahan itu tidak perlu
ditunjukkan apalagi sampai di lampiaskan. Kemarahan yang dilampiaskan dalam bentuk
bentakan sangat perlu dihindari, karena membentak anak bisa menghambat
perkembangan mental dari anak tersebut. Bukan hanya menghambat perkembangan
mental, membentak juga dapat mengurangi daya kreatifitas, imaginasi anak.
Berikut tips yang bisa menginspirasi anda dalam mendidik buah hati anda.
Sebelum
membahas bagaimana cara mendidik anak dan apa-apa yang harus dihindari dalam
mendidik anak, mari sedikit kita buka pengetahuan kita tentang “golden age”
masa pertumbuhan otak. Tahukan Anda di
dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang
siap tumbuh. Dan jika kita marah kepada anak dengan satu bentakan atau makian
mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Atau satu cubitan
maupun pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga.
Sebaliknya dengan satu pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari
10 trilyun sel otak saat itu juga.
Dari
beberapa artikel dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan merusak
milyaran sel-sel otak anak kita. Menurut hasil penelitian Lise Gliot, ia
menyimpulkan bahwa pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada
masa golden age yaitu 2-3 tahun pertama kehidupan, suara keras dan membentak
yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh.
Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui,
rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan
sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan
sebuah monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi
dalam perkembangan otak anaknya. “Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk
rangkaian indah, namun saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada
anaknya, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah berantakan dan
terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya. Dari hasil penelitian
ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan otak
anak. Jika ini dilakukan secara tak terkendali, bukan tidak mungkin akan
mengganggu struktur otak anak itu sendiri. “Makanya, kita harus berhati-hati
dalam memarahi anaknya,” Tidak hanya itu, juga mengganggu fungsi organ penting
dalam tubuh. Tak hanya otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya.
Teriakan dan
Bentakan menghasilkan gelombang suara. Ya, hampir semua orang mengetahui itu.
Yang belum banyak diketahui orang banyak adalah, bentakan yang disertai emosi
seperti marah menghasilkan suatu gelombang baru.
Emosi negatif seperti marah mempunyai
gelombang khusus yang merupakan gelombang yang dipancarkan dari otak. Gelombang
ini dapat bergabung dengan gelombang suara orang yang berteriak. Nah, gabungan
gelombang suara dan gelombang emosi marah ini menghasilkan gelombang ketiga
dengan efek yang khusus.
Efek dari
gelombang ketiga ini adalah sifat destruktifnya terhadap sel-sel otak orang
yang dituju. Dalam satu kali bentakan saja, sejumlah sel-sel otak orang yang dijadikan
target akan mengalami kerusakan saat dia terkena gelombang ini, baik bila dia
mendengar suaranya atau pun tidak. Hal ini karena gelombang ketiga ini tetap
merambat sebagaimana dia gelombang suara tapi langsung ditangkap oleh otak
sebagaimana gelombang otak.
Efek
kerusakan pada sel-sel otak akan lebih besar pada anak-anak yang dijadikan
sasaran bentakan ini. Pada remaja dan orang dewasa mengalami kerusakan yang
tidak sebesar anak-anak, tapi tetap saja terjadi kerusakan.
Efek jangka
panjangnya dapat dilihat pada orang-orang yang sering mengalami bentakan di
masa lalunya. Mereka lebih banyak melamun serta termasuk lambat dalam memahami
sesuatu. Orang-orang ini biasanya mudah meluapkan emosi negatif seperti marah,
panik atau sedih. Mereka biasanya seringkali mengalami stress hingga depresi
dalam hidup, karena kesulitan memahami pola-pola masalah yang mereka hadapi.
Semuanya akibat dari sel-sel otaknya yang aktif lebih sedikit dari yang
seharusnya.
Oleh karena
itu, sebagai orang tua, pendidik, ataupun orang yang lebih tua dari ‘mereka’,
sebaiknya memilih sikap yang lebih kreatif dalam menghadapi tingkah anak yang
mungkin kurang baik. Seringkali orang tua bukan mencegah,
mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi. Seharusnya orang tua
mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan anak, sebelum membuat aturan.
Jangan menyamakan anak dengan orang dewasa. Orang tua hendaknya menyadari bahwa
dunia anak jauh berbeda dengan orang dewasa. Jadi, ketika menetapkan apakah
perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh atau melanggar, jangan pernah
menggunakan tolok ukur orang dewasa.
Harus
diakui, orang tua yang habis kesabarannya sering membentak dengan kata-kata
yang keras bila anak-anak menumpahkan susu di lantai, terlambat mandi,
mengotori dinding dengan kaki, atau membanting pintu. Sikap orang tua tersebut
seperti polisi menghadapi penjahat. Sebaliknya, orang tua sering lupa untuk
memberikan perhatian positif ketika anak mandi tepat waktu, menghabiskan susu
dan makanannya, serta memberesi mainannya. Padahal seharusnya, antara perhatian
positif dengan perhatian negatif harus seimbang.
Beberapa Cara
Untuk Menghindarkan Diri Berteriak Pada Anak
1.
Bernafaslah dengan tenang. Ketika Anda akan marah pada anak, tarik nafas
perlahan dan hembuskan. Tutup mata Anda sebentar dan tenangkan diri Anda.
2.
Kita semua memiliki anak yang menyenangkan, hanya terkadang sedikit nakal.
Ajari disiplin pada anak dengan kasih sayang dan cara yang positif.
3.
Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda.
4.
Nasehati anak dengan bahasa yang halus dan tutur kata yang lembut.
5.
Ajari anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik kepada orang tua
maupun temannya.
6.
Beri anak aturan yang jelas yang harus dia patuhi. Misalnya tidak boleh
menonton televisi saat jam belajar. Jika anak telah terbiasa maka dia akan
dengan mudah mematuhi peraturan tersebut.
7.
Selalu berikan pujian jika anak melakukan hal yang baik.
8.
Perkuat hubungan Anda dengan anak. Jadilah pribadi yang dekat dan akrab dengan
anak Anda. Kita tidak hanya berperan sebagai orang tua tetapi juga harus bisa
berperan sebagai teman kepada anak kita.
9.
Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mengajari anak disiplin untuk membangun
karakter yang baik, bukan untuk membuat anak Anda menangis dan bersedih.
10.
Beri anak makanan dengan gizi yang seimbang dan atur jadwal tidurnya dengan
tepat. Anak dengan kualitas tidur dan gizi yang baik biasanya memiliki tingkah
laku
yang baik dan penurut.
yang baik dan penurut.
11.
Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetaplah tenang jika anak Anda nakal atau
rewel. Ajaklah anak bicara baik-baik dan penuh kelembutan.
12.
Ajarkan disiplin pada anak tanpa memukul. Peluk atau elus lembut kepala anak
sambil menasehati.
13.
Kata yang bisa Anda ucapkan kepada anak untuk memotivasinya adalah: "Kamu
pintar sekali", "Kamu hebat."
14.
Berikan hadiah kepada anak atas keberhasilannya.
Melalui
pendekatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan jiwa anak secara
positif. Anak adalah anugerah Tuhan yang menjadikan kita belajar tentang cinta,
kebijaksanaan dan kelembutan.
Dalam
tuntunan Al Qur’an dan Al Hadist, terdapat berbagai cara untuk mendidik anak
secara Islami yang sangat dianjurkan, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Memberikan
perhatian kepada anak- anak anda dengan mengenali lingkungannya dalam hal
ini, sangat dianjurkan bagi orang tua untuk mengenali lingkungan di mana
anak- anak mereka terbiasa bermain seperti mengenali teman- temannya,
mengenali permainan apa saja yang mereka sukai, serta memberi dukungan
terhadap apa yang mereka lakukan. Orang tua juga harus aktif dalam
memberikan nasehat kepada anak apabila mereka melakukan kesalahan kepada
temannya, namun jangan memarahi anak di depan teman- temannya karena hal
ini dapat membuat anak menjadi pribadi yang minder. Menasehati anak dengan
tutur kata yang lembut akan lebih mengena kepada anak daripada memarahi
mereka ketika mereka melakukan kesalahan.
- Mengkondisikan
kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan menunjukkan sikap saling
toleransi antar anggota keluarga serta saling menghormati. Pupuklah rasa
kasih sayang antara ayah dan ibu dan tunjukkan kasih sayang kepada sang
anak, hal ini akan sangat membantu sang anak untuk lebih mengenal
keluarganya. Jangan sekali- kali berselisih di depan sang anak karena hal
ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan mental sang anak. Jika
dalam suatu keluarga ada masalah terutama di antara kedua orang tua, maka
hendaknya diselesaikan dengan baik ketika anak tidak ada di rumah. Dengan
menunjukkan kehidupan rumah tangga yang harmonis, maka anak akan
mendapatkan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang sehingga mereka
akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang terhadap sesamanya.
- Mulailah
untuk membiasakan diri melibatkan anak dalam menyelesaikan hal- hal kecil
di dalam rumah, seperti melibatkan mereka dalam kegiatan membersihkan
rumah, atau melatih mereka untuk mengelola uang saku mereka dengan bijak.
Membiasakan sang anak untuk terlibat dalam urusan rumah yang ringan dapat
melatih anak untuk bertanggung jawab sejak dini sehingga kelak jika anak
tumbuh dewasa, maka anak akan terbiasa mengatur kehidupan mereka secermat
mungkin dengan mendahuliukan hal- hal yang mendesak daripada yang lain
yang dirasa tidak terlalu penting. Di sisi lain, melibatkan anak dalam
urusan rumah tangga yang ringan sejak dini dapat melatih anak menjadi
pribadi yang mandiri di kemudian hari meskipun mereka berada jauh dari
orang tuanya.
- Untuk
melatih anak terbiasa dengan ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada ajaran
agama, tak ada salahnya jika orang tua membuat sebuah perpustakaan kecil
bagi sang anak yang berisi tentang buku- buku agama dan buku pengetahuan
yang berdasarkan atas agama. dengan menyediakan buku- buku agama yang
sesuai dengan usia mereka serta mendampingi anak dalam mempelajari buku
tersebut, mereka akan lebih terdorong untuk belajar dan mencari tahu
mengenai ilmu agama. Selain itu, mengnalkan anak pada tokoh- tokoh agama
yang berjasa dalam perkembangan Islam di masa lalu juga akan membuat
anak semakin mencintai agama Islam sejak dini.
- Membiasakan
anak untuk cinta terhadap agama dengan mengenalkan sholat dan membaca Al
Qur’an. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan untuk sholat berjamaah
di rumah dan melibatkan anak untuk ikut serta di dalamnya, serta membaca
Al Qur’an seusai sholat berjamaah merupakan hal yang sangat dianjurkan. Jika
sang anak blum mampu membaca Al Qur’an, maka tugas orang tua adalah
melatih mereka untuk belajar membaca Al Qur’an. Hal ini perlu untuk
dilakukan secara rutin agar anak terbiasa dengan Al Qur’an sehingga mereka
akan menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup mereka di kemudian hari.
- Ketika anak
telah memasuki usia sekolah, maka ada baiknya jika orang tua memasukkan
anak- anaknya ke sekolah yang menerapkan ajaran- ajaran Islam. dalam hal
ini, alangkah baiknya jika orang tua menanyakan kepada pengurus sekolah
mengenai program- program sekolah yang akan diterapkan kepada anak
sehingga orang tua dapat mengetahui apakah kegiatan sekolah tersebut
berlandaskan pada prinsip ajaran Islam atau tidak. Selain itu, jangan
terlalu memforsir anak dengan kegiatan- kegiatan akademis yang terlalu
padat sampai- sampai menyita waktu anak dalam menjalankan ibadah yang
berkaitan dengan ajaran agama Islam.
- Jika suatu
saat anak anda meminta uang kepada anda untuk suatu keperluan tertentu,
maka tanyakanlah kepada anak anda mengenai keperluan yang ingin mereka
beli, bila perlu dampingi mereka untuk membelinya. Jangan membiasakan
anak untuk memberikan semua yang mereka inginkan terutama uang saku
yang berlebihan karena ha lini akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi
yang manja dan boros. Ingat, boros dan berlebihan merupakan perilaku
syaitan dan Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk hidup boros dan
berlebihan.
- Ajarkanlah
kepada anak untuk bersedekah. Ketika orang tua hendak menyedekahkan
sebagian harta mereka untuk orang yang membutuhkan, tak ada salahnya jika
orang tua mengajak anaknya agar sang anak mengetahui bahwa banyak di
antara kita yang hidup kekurangan dan masih memerlukan bantuan kita.
Sehingga, sang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang welas asih dan selalu
ingat bahwa mereka termasuk orang- orang yang beruntung dan berkecukupan.
Dengan demikian, sang anak akan terhindar dari sikap bergaya hidup mewah
kelak ketika mereka tumbuh dewasa.
- Dalam
menjalankan kegiatannya di rumah, usahakan untuk selalu mendampingi
mereka. jika ada input atau pengaruh yang kurang baik dari lingkungan
seperti pada saat mereka bermain atau melihgat televisi di rumah, sebisa
mungkin untuk mengalihkan perhatian sang anak kepada hal- hal lain yang
lebih Islami. Hal ini penting untuk dilakukan agar anak terhindar dari
pengaruh- pengaruh buruk yang bisa terjadi dari pengaruh lingkungan yang
bisa mempengaruhi anak sewaktu- waktu.
- Ajarkanlah
kepada sang anak untuk selalu menghormati orang yang lebih tua. Biasakan
anak untuk selalu mengucapkan salam dan mencium tangan sebelum pergi
keluar rumah dan saat memasuki rumah. Selain itu, biasakan pula kepada
sang anak untuk berkata- kata sopan terhadap orang yang lebih tua dan
bersikap santun. Dengan membiasakan hal ini, maka anak akan tumbuh menjadi
anak yang berbakti kepada orang tua dan menghormati orang yang lebih tua.
Jika anak melakukan kesalahan kecil mengenai hal ini, maka nasehasti
mereka secara halus dan jangan membentak mereka karena hal ini dapat
menggoyahkan hati mereka yang terutama pada utia dini, mereka sangat peka
terhadap apa yang dilontarkan oleh kedua orang tua kepada mereka. Memaki
dan membentak anak hanya akan membuat mereka menjadi pribadi yang berontak
dan ini sangat dilarang dalam Islam.
- Luangkanlah waktu untuk bermain bersama anak- anak anda. Apabila seorang ayah memiliki cukup banyak kesibukan, maka luangkanlah waktu pada akhir pekan atau hari libur untuk mendapatkan momen yang berkualitas dengan anak- anak anda. Ajaklah mereka untuk berwisata ke tempat- tempat terdekat atau ajaklah mereka untuk sekedar menghabiskan waktu bersama di rumah. Dengan meluangkan waktu untuk bersama anak, maka anak akan merasa bahwa kehadiran mereka dalam keluarga sangatlah berharga dan mereka akan merasa bahwa orang tua sangat menyayangi mereka. Sesibuk apapun orang tua dengan alasannya untuk memenuhi kebutuhan hidup anak, kita harus tahu bahwa kasih sayang adalah hal terpenting yang dibutuhkan oleh sang anak daripada harta dan kecukupan materi. Maka dari itu, orang tua harus senantiasa meluangkan waktu untuk bermain bersama anak agar jalinan kasih sayang semaking terasa antara anggota keluarga.
- Berikanlah
suri tauladan yang baik kepada anak. Sebagai orang tua yang menjdai
panutan bagi setiap anak, maka wajib hukumnya bagi orang tua untuk selalu
memberikan contoh yang baik bagi anak- anaknya. Hentikan kebiasaan-
kebiasan yang bersifat kurang mendidik di hadapan anak dan biasakan diri
untuk melakukan hal- hal yang baik sehingga anak akan meniru hal- hal baik
yang anda lakukan. Mengingat bahwa sikap anak terbentuk dari orang tua,
maka hendaknya orang tua selalu mengajarkan hal- hal yang baik sehingga
pribadi sang anak juga akan terbentuk dengan baik hingga kelak mereka
dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar